Penculik Anak Dihajar Warga Polonia
MEDAN- Anto alias Herher (30), sangat keterlaluan. Pria bermata juling ini menculik Muhamad Rizki (6) saat asyik bermain dengan teman-temannya tiga pekan lalu, lalu dieksploitasi. Siang disuruh mengemis, malam disodomi. Ketika ditangkap pihak keluarga korban, Anto malah mengaku sebagai ayah Rizki. Di depan Cut Khatijah, ibu Rizki, dan warga sekampung, pria itu berkeras bahwa Rizki adalah buah hatinya.
Untungnya, secepat kilat Rizki melepaskan diri dari cengkeraman Anto dan berlari ke pelukan Cut. Warga yang sudah marah, tanpa dikomando langsung menghajar Anto hingga babak belur
Kejadian itu terjadi di Karang Sari, Medan Polonia, Kamis (10/2) sekitar pukul 19.00 WIB. Pria yang baru sebulan menetap di Jalan Melati, Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia, itu sampai susah berdiri setelah dimassa. Anto kemudian diarak warga ke rumah Kepling IV untuk diamankan kemudian diserahkan ke Polresta Medan.
—
Keterangan yang dihimpun di lokasi menyebutkan, Muhamad Rizki adalah anak sulung dari dua bersaudara pasangan Zulkaernaen dan Cut Khatijah. Siswa kelas 1 Sekolah Dasar (SD) Harapan 1 Binjai ini menghilang dari rumahnya sejak Rabu, 26 Januari 2010.
Pasangan Zulkaernaen dan Cut Khatijah sudah melaporkan kehilangan anak sulung dari dua bersaudara itu ke Polres Binjai dengan nomor laporan STPL /28/1/2011/SPK “B” Polres Binjai. Setelah kehilangan putranya, Zul dan Cut terus mencari dengan menyebarkan foto ke seluruh kerabatnya di Medan.
Siang kemarin, Munardi (38), warga Jalan Teratai Ujung, Karang Sari, yang berkerja sebagai tukang becak mengetahui kalau bocah yang dibawa pelaku adalah anak tetangga adiknya di Binjai yang hilang.
Merasa penasaran, Munardi menghubungi kedua orangtua Rizki untuk memastikan kalau anak yang dibawa oleh Anto si pemilik mata juling di sebelah kanan adalah anak mereka.
“Malam, sewaktu saya pulang naik becak. Saya lihat bocah yang dituntunnya itu seperti anak tetangga adek saya yang hilang di Binjai. Setelah saya ikuti sampai ke mana dibawanya, saya hubungi kedua orangtuanya,” ujar Munardi yang mengantar pelaku ke rumah Kepling lingkungan IV, Riadi Selamet usai dihajar massa.
Setelah mengetahui lokasi tempat tinggal Anto, Munardi, Agus dan Jhons Sinaga (23) yang juga Om korban mendatangi lokasi untuk membawa Rizki pulang. Namun, Anto tetap bersihkeras kalau Rizki merupakan anaknya. Ketegangan mulutpun terjadi hingga mengundang perhatian Warga. Spontan warga langsung ramai.
“Pelaku malah mengatakan kalau kami ini mau menculik keponakan saya. Warga langsung menyuruh kami pergi dan kalau tidak kami mau dimasa. Karena kami tetap bertahan kalau Rizki anak abang saya, warga menyuruh pelaku untuk pergi,” ucap Jhons yang ikut memukulnya.
Sewaktu Anto ingin meninggalkan Munardi dan Jhons, Agus langsung menahan Anto dengan menangkap kerah bajunya. Disaksikan warga, Anto diminta membuktikan kalau Rizki memang anaknya.
“Karena saya mempunyai bukti dengan foto dan surat laporan hilangnya Rizki dan kehadirannya mamaknya di lokasi, baru warga percaya kalau anak tersebut sudah diculik. Spontan saja Rizki lari ke pelukan mamaknya. Sedangkan pelaku tidak memiliki bukti apapun,” cetus Jhons lagi.
Warga yang geram, tanpa dikomando langsung menghajar Anto hingga babak belur. Puas melampiaskan marahnya, warga membawa Anto, Rizki dan orangtuanya ke rumah Kepling IV untuk diamankan kemudian diserahkan ke Polresta Medan. “Pelaku diamankan ke rumah saya yang kemudian diserahkan ke Polresta Medan,” kata Riyadi Selamet, Kepling IV yang ditemui di lokasi.
Disuruh Minta-minta
Dari keterangan Anto yang sudah pernah melakukan penculikan terhadap anak-anak di Kampung Lalang kemudian dipulangkan, selama tinggal bersamanya, Rizki diajaknya ke toko-toko di pusat kota untuk meminta-minta dengan menuntun Anto yang matanya selalu tertutup (pura-pura buta).
“Saya hannya mengajaknya mengemis alias meminta-minta,” bebernya dengan terputus-putus karena mulutnya pecah-pecah akibat dihajar masa.
Saat ditanya untuk perkembangan selanjutnya, Anto tidak mau berkomentar hannya mengganguk saja. “Saya nggak dikasih ngomong sama bapak itu,” ungkapnya lagi.
Sementara itu, dari pengakuan Rizki yang sangat rindu dengan adiknya Ilham yang masih berumur 1,5, dia setiap diajak meminta-minta dari pagi hingga pukul 15.00 WIB.
“Kami berdua pigi dari pagi sampai siang jam 3 sore, kalau dikasih makan Cuma 2 kali, makan nasi goring om,” ceritanya saat duduk dengan kaki terlipat.
Rizki lanjut bercerita, setiap dia meminta-minta dari pengunjung toko, seluruh hasilnya diserahkan kepada Anto. “Kalau dikasih orang kadang Rp1000-Rp2 ribu, kalau dikumpulkan hasilnya Rp30 ribu-an. Itu semua uangnya untuk dia om,” katanya lagi.
Saat dia ingat kedua orangtuanya dan mengajak pulang, Rizki selalu mendapat pukulan dari Anto. “Kalau minta pulang dia langsung marah dan mukul pakai kabel dan pedang-pedangan. Karena dibilangnya aku ini sudah menjadi anaknya (nggak usah pulang, kau sudah jadi anakku),” ucapnya sambil menunjukkan luka bekas pukulan di kakinya.
Disodomi Tiap Malam
Rizki menambahkan, dia diculik saat sedang bermain guli bersama teman-temannya. Kemudian, Anto mendatangingya dan langsung mengajaknya menaikinya angkot.
“Waktu itu, aku menang main guli, lalu diajaknya dengan ditarik tangan aku ke arah rel kereta api kemudian kami naik angkot. Dibilangnya mau dikasih uang,” ucapnya mengingat bahwa dia masih menyimpan 2 buah guli dari hasil kemenangannya.
Sewaktu sedang bercerita banyak, seluruh polisi dan orang tua beserta saudaranya sangat terkejut saat Rizki mengatakan kalau kemaluannya selalu dipegang Anto. Kemudian lubang dubur Rizki setiap malam dimasukkan burung Anto.
“Burung aku sering dipicit-picitnya. Kemudian setiap malam lubang pantat dimasukkan burung dia. Kalau abang (panggilannya) nggak mau, dia marah-marah terus mukul,” katanya sambil menambahkan kalau lubang duburnya selalu sakit.
Menurut pengakuan orangtuanya, Rizki bukan anak yang cengeng.
“Rizki bukan anak cengeng, tapi sungguh kelewat yang dilakukan penculik itu terhadap anak saya, sudah disuruh meminta-minta, tiap malam disodominya. Sungguh kejam dia,” ujar Cut.
Friday, February 11, 2011
Siang Dipaksa Ngemis, Malam Disodomi
7:35 AM
Anonymous
No comments
0 comments:
Post a Comment