Jakarta - Polisi sudah mengetahui ada potensi terjadi penyerangan kepada Jemaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Namun polisi tidak juga bisa mengantisipasinya dengan baik.
Inilah salah satu faktor yang mungkin jadi penyebab terjadinya penyerangan terhadap Jemaat Ahmadiyah.
"Mengapa polisi tidak mengambil langkah antisipasi agar itu bisa diredam," ujar Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn), Endriartono Sutarto di Gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (11/2/2011).
Menurut Endriartono, kasus penyerangan terhadap jemaah Ahmadiyah bukanlah yang pertama kali terjadi. Dan dengan adanya informasi intelijen tentang potensi kerusuhan, seharusnya hal ini bisa dihindari.
"Kan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan kepada warga negaranya," tegasnya.
Soal massa yang terorganisir, Endriarto enggan berkomentar. Namun menurut Endriarto, bisa saja terjadi rekrutmen massa untuk melakukan penyerangan itu.
"Kalau diperlukan, yah rekrut orang-orang tertentu, katakanlah untuk berbuat sesuatu untuk mematangkan situasi, itu tidak disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya, tidak permanen," lanjutnya.
Supaya hal seperti ini tidak lagi terjadi, Endriarto berharap polisi bisa lebih sensitif terhadap masalah semacam ini. Jika sudah ada informasi, harus segera disiapkan kekuatan personel yang cukup.
"Kalau betul, harusnya diantisipasi, siapkan kekuatan yang cukup. Saya rasa mereka karena tidak cukup sigap melihat potensi terjadi suatu kerusahan, karena itu antisipasinya jadi tidak sesuai," tandasnya
0 comments:
Post a Comment